Tampilkan postingan dengan label endgame studies. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label endgame studies. Tampilkan semua postingan

Minggu, 21 Oktober 2012

Memenangi Permainan Akhir

Tatanan : Pembersihan/penyapuan
Taktik    : Kombinasi penerobosan

Hitam melangkah



-->


Jawaban:


1...a5 Hitam melakukan penerobosan untuk menjadikan Menteri

Jika 2.bxa5, maka 2...b4+ 3.ka2 lc2 4.a6 b3+ 5.ka3 b2 6.a7 b1=w 7.a8=q wb3# (atau 7...wb2#)

Jika 2.axb5, maka 2...axb4+ 3.ka4 b3 4.b6 b2 5.b7 b1=w

Jika 2.ka2, maka 2...axb4 3.a5 lc2 4.a6 b3+ 5.ka3 b2 6.kb4 b1=w+ 7.kc5 wh1 menghentikan bidak

Selain itu, jika 2.ka2 axb4 3.axb5, maka 3...lc2 4.b6 b3+ 5.ka3 b2 6.ka4 (or 6.kb4) 6...b1=w 7.ka5 lc3 8.ka6 lc4 9.ka7 lc5 10.b7 wa2+ (atau 10...wa1+) 11.kb8 lc6, dan mat pada langkah berikutnya.



 Sumber:


-->

Senin, 17 September 2012

Prinsip Permainan Akhir #8 (TAMAT)


Prinsip 12: Kuda lebih unggul daripada Gajah dalam posisi tersumbat atau jika Gajah 
                    dikelilingi oleh bidak pada petak-petak yang sewarna dengannya.

Bagaimanapun tidak semua hal berjalan dengan baik untuk Gajah. Ketika jangkaun jelajah terbatas, baik oleh bidak sendiri atau secara umum oleh posisi yang tersumbat, Gajah lebih lemah daripada Kuda. Apakah Kuda mengungguli Gajah, masih bergantung lagi pada ciri khas dari masing-masing posisi.

Pada diagram, Mednis-R.Byrne, Log Cabin Invitational, New Jersey 1959, setelah langkah ke-40 Putih, Hitam memiliki keunggulan yang menentukan. Dalam posisi ini Kuda jelas lebih unggul atas Gajah, dan Benteng dapat dimanfaatkan dengan mudah.

Hitam menang dengan cepat setelah:


Dalam diagram berikutnya, dari game Walther-Olafsson, Zurich 1959, tidak terjadi kemenangan oleh Kuda. Kuda Hitam memang lebih baik karena Gajah Putih terkunci oleh bidaknya sendiri. Meskipun begitu, Putih dapat mencegah penerobosan dari Raja Hitam. Permainan masih berlanjut dengan 50 langkah sebelum akhirnya Hitam menyetujui hasil imbang.

Sumber:
 
-->

Minggu, 16 September 2012

Prinsip Permainan Akhir #7


Prinsip 10: Dalam posisi terbuka, dua Gajah adalah pembunuh. Pada hampir semua 
                    posisi dua Gajah memberikan keuntungan yang nyata.

Posisi akhir dalam game Bellon-Mednis, Final, Siegen Olimpiade 1970, dengan jelas menggambarkan kekuatan Gajah sebagai pembunuh dalam posisi terbuka. Dari diagram dapat kita lihat bahwa materi setara, namun Putih yang giliran melangkah akhirnya menyerah!
Dia benar-benar tak berdaya melawan ... c4, ... Bxa3, dan seterusnya, dua Gajah mengendalikan papan.

Bahkan dalam banyak posisi semi-terbuka kekuatan laten dari dua Gajah cukup besar. Sebuah contoh utama dari praktik modern berikut ini berasal dari posisi dalam Pertahanan India Raja.

Posisi seperti ini "secara teoritis" imbang. Namun Gligoric, dengan buah Hitam, telah dua kali kalah dalam permainan akhir ini dan Uhlmann satu kali. Jadi jelas bahwa Hitam memiliki masalah praktis yang cukup besar untuk menahan imbang.


Prinsip 11: Dalam posisi terbuka atau semi-terbuka, Gajah biasanya mengungguli Kuda.

Apakah keuntungan tipis dari Gajah dibandingkan Kuda dalam posisi terbuka atau semi-terbuka cukup untuk menang, biasanya bergantung pada faktor-faktor lain dalam posisi: letak Raja, susunan bidak, dll. Hal ini juga berhubungan dengan keuntungan lainnya, seperti Raja yang lebih baik dan/atau potensi bidak bebas-luar, sehingga keuntungan dari Gajah atas Kuda menentukan. Salah satu contoh klasik adalah game Spassky-Fischer, Santa Monica 1966, setelah langkah ke-35 Putih.

Meskipun sedikit jumlah materi yang tersisa, Putih memiliki keuntungan penting yang berasal dari: (1) dalam posisi terbuka Gajah lebih unggul dibandingkan Kuda. Dalam posisi ini Gajah Putih yang berada di pusat menahan Kuda Hitam dan mengarahkan serangan terhadap bidak-g. (2) Putih akan memiliki Raja yang aktif (Raja Putih akan sampai ke petak f4 sedangkan Raja Hitam harus tetap di belakang untuk melindungi bidak-g). (3) Putih memiliki kesempatan untuk bidak bebas-luar di sayap Raja tersebut. Kemenangan itu bukan untuk tingkat dasar (elementer) tapi masih terselesaikan dengan baik oleh daya jangkau seorang Juara Dunia. Spassky menang sebagai berikut:



Namun, jika susunan bidak simetris dan tidak ada kelemahan mendasar dalam posisi, pihak yang memegang Gajah tidak memiliki peluang menang yang nyata. Dalam diagram berikut ini posisi yang lebih baik dari Raja Putih tidak berlaku. Posisi ini remis.

Sumber:
 
-->

Sabtu, 15 September 2012

Prinsip Permainan Akhir #6


Prinsip 8: Bidak luar yang bebas merupakan keuntungan. 
                  Dalam permainan akhir Raja + bidak biasanya merupakan keuntungan yang 
                  menentukan.

Keuntungan dari bidak bebas-luar adalah dia akan mengikat kekuatan lawan terhadap satu sisi papan dan dengan demikian membuka sisi lainnya untuk penyerbuan. Dalam permainan akhir Raja + bidak biasanya ini menentukan. Pentingnya prinsip ini terulang dalam permainan praktis seperti yang ditunjukkan oleh Evans-Reshevsky, US Championship 1969, di mana posisi yang ditampilkan dalam diagram tercapai setelah langkah ke-34 Putih.

Jelas Hitam dapat memainkan 34...Lxd4 dan menjadikan bidak terdepan dalam permainan akhir Raja + bidak yang menjanjikan. Tetapi ada sesuatu yang lebih baik! Menyadari kekuatan bidak bebas-luar dalam permainan akhir Raja + bidak, dia memasuki permainan akhir bahkan dengan materi berlebih dan menang lebih cepat dengan memaksa:



dan Hitam menang dengan mudah.


Prinsip 9: Benteng harus berada di belakang bidak bebas.

Hal ini berlaku pada kedua pihak, yang kuat maupun lemah, dan selalu berlaku pada permainan akhir Benteng + bidak. Posisi model ditunjukkan dalam diagram. 

Putih yang giliran melangkah melanjutkan dengan lb2 dan Hitam lebih dulu harus menghentikan bidak itu dengan ... Le6 dan ... Lb6. Namun, jika Hitam giliran melangkah maka dia memainkan ... Lb3, Putih harus melanjutkan dengan lc4, dan jelas ia akan memiliki kesulitan besar dalam memajukan bidak bebasnya. Tujuan prinsip ini adalah untuk membuat Benteng kita aktif sambil menjaga agar Benteng lawan sepasif mungkin.

Sumber:
 
-->

Prinsip Permainan Akhir #5


Prinsip 6: Miliki susunan bidak yang luwes (fleksibel) dan sehat. Hindari bidak yang bertumpuk, 
                terasing, dan terkepung.

Prinsip ini digambarkan dalam diagram di bawah ini. Putih memiliki susunan bidak yang luwes, sehat, berguna, sedangkan bidak Hitam bertumpuk, terasing, dan terkepung. Dua bidak Hitam pada sayap Menteri tertahan oleh satu bidak Putih;

sehingga Putih memiliki lebih banyak bidak yang jelas pada sisi lain papan dan akan mampu memaksakan bidak bebas. Selain itu, bidak Hitam yang lemah (bidak terasing di d5, bidak bertumpuk dan terasing di f7 dan f6) akan terus-menerus membutuhkan pertahanan dan dengan demikian akan mengurangi kesempatan Hitam untuk melakukan serangan balasan.


Prinsip 7: Bidak bebas harus dipromosikan.

Memiliki bebas jelas menguntungkan. Ini harus didorong sejauh mungkin (tanpa kehilangan, jelas!) karena dapat menjadi Menteri, mungkin dapat melumpuhkan perwira lawan dan dengan demikian memungkinkan terobosan menang pada sisi yang lain.
Hal ini digambarkan dengan baik dalam permainan akhir dari Fischer-Mednis, US Championship 1962/63. Setelah langkah ke-55 Putih, tercapai posisi sebagaimana ditampilkan dalam diagram.

Tujuan praktis Hitam adalah dua bidak terdepan: bidak bebas pada kolom a dan h. Strategi kemenaangan harus dilakukan sebanyak mungkin dengan keduanya. Oleh karena itu:


Selanjutnya permainan ditunda. Fischer memiliki langkah sampul 19.je7 tetapi menyerah tanpa melanjutkan permainan karena 19...Le8! memenangi perwira dengan paksa: 20.jxh4 (jika 20...Ke6+ menang) 20...Lh8 21.ng3 f4+.

Sumber:
 
-->

Prinsip Permainan Akhir #4

Prinsip 5: Semakin sedikit perwira, yang lebih penting adalah 
                 bidak.

Dalam permainan tengah perwira memang kuat dan bidak pada umumnya lemah. Menjelang posisi permainan akhir nilai lebih bidak menjadikannya hal penting. Kekuatan bidak dalam promosi Menteri (queening) benar-benar menegaskan tentang hal ini. Kita bisa melihat langsung pentingnya bidak dengan mempelajari game Mednis-Kerr, Kejuaraan AS Terbuka 1956 berikut ini. Diagram menunjukkan posisi setelah langkah ke-14 Putih.



Posisi ini muncul dari Variasi Najdorf dalam Pertahanan Sisilia yang sering dimainkan sebelumnya, di mana Putih mengorbankan perwira (Gajah) dengan bertukar tiga bidak. Kedudukan Putih lebih baik karena tiga bidak bebasnya yang saling terhubung akan menjadi ancaman yang jelas, sedangkan atas kelebihan perwiranya kesempatan serangan balasan Hitam belum dapat diduga.

Pada diagram berikutnya, setelah langkah ke-30 Hitam terlihat bahwa kedua pasang Benteng telah dipertukarkan dan dua bidak bebas Putih telah maju cukup jauh. Posisi Putih harus dianggap mendekati kemenangan.




Diagram selanjutnya adalah posisi setelah langkah ke-39 Putih. Hitam menyerah, karena Gajah tidak berdaya melawan bidak, misalnya 39...Na7 40.nd6 Nb6 41.c7.



Sebuah contoh sempurna dari kekuatan bidak dan nilai penting dari keaktifan Raja Putih!

Sumber:
 
-->

Jumat, 14 September 2012

Prinsip Permainan Akhir #3

Prinsip 3: Berhati-hatilah dalam mengorbankan bidak pada pengembangan. 
                  Hanya dengan permainan akhir Raja + bidak yang aktif yang akan
                  memberikan keuntungan materi.

Ini merupakan perluasan dari prinsip sebelumnya tetapi sekali lagi harus digarisbawahi tentang pentingnya materi. Buah rendah yang aktif tidak dapat menimbulkan banyak kerusakan, karena itu mengaktifkan bidak biasanya tidak begitu layak.
Menteri yang aktif sangatlah kuat, meski begitu ada juga Menteri yang "pasif". Hanya dengan adanya Benteng kadang-kadang berguna untuk mendapatkan aktivitas dengan mengorbankan bidak. Hal ini karena Benteng dapat melakukan kerusakan sebagai buah aktif tetapi kaku dalam posisi bertahan.


Prinsip 4: Cobalah untuk mendapatkan tempo bila memungkinkan - namun tanpa 
                  menyerahkan materi.

Pengembangan dan waktu, tentu saja, penting juga dalam permainan akhir, tapi jangan (biasanya) dibeli dengan materi. Selama gratis itu hebat. Langkah tambahan dalam semua posisi (kecuali zugzwang!) sangat membantu. Jadi selalu waspada terhadap kemungkinan taktis yang dapat menghasilkan tempo. Pada diagram, Reshevsky-Fischer, Santa Monica 1966, Reshevsky memastikan hasil imbang melalui keuntungan tempo.

Bila Putih segera melangkah 1.jc3 Hitam bisa bermain 1...Lxb6, meskipun secara teoritis posisi masih imbang. Namun langkah Reshevsky lebih tajam, yaitu 1.ja5! (dengan ancaman 2.b7) dan setelah itu 1...Lc5 2.jc3. Permainan ini seri setelah 2...Lb5 3.nc2 Lxb6 4.jxb2 Lxb2+ 5.lxb2 Jxb2 6.nxb2 Nd6.


Sumber:
 
-->

Prinsip Permainan Akhir #2


Prinsip 2: Keuntungan materi memenangi permainan akhir. Pertahankan materi kita.

Cukup sering terjadi ketika setelah memelihara keuntungan materi, apakah bidak atau hasil pertukaran, melalui permainan tengah yang berliku dan memasuki "kemenangan" dalam permainan akhir ternyata berlalu begitu saja.

Keuntungan materi memiliki efek yang menentukan dalam permainan akhir dan hal yang paling penting adalah tidak menyerahkannya, baik melalui pengorbanan sia-sia atau kurangnya perlindungan. Sebuah contoh dari apa yang tidak seharusnya dilakukan terjadi dalam Dunst-Mednis, Marshall Chess Club Championship, New York 1953 berikut ini.

Putih unggul setelah melakukan pertukaran dan harus menang mudah dengan bermain hati-hati (misalnya ld6). Namun dia merasa dengan bermain akhir Raja + bidak akan dimenanginya dengan mudah dan melanjutkan:

Akhirnya Raja Hitam telah kembali tepat pada waktunya untuk memastikan hasil seri!

Sumber:
 
-->

Kamis, 13 September 2012

Prinsip Permainan Akhir #1

Apa prinsip umum yang paling penting dalam permainan akhir?
Ada 12 prinsip umum yang sangat penting untuk setiap permainan akhir. Kata "prinsip" sengaja dipilih yang berarti berjuang untuk tujuan yang menguntungkan. Ini membutuhkan pemikiran serta perhatian karena beberapa manuver taktis tak terduga bukanlah serangan balik terhadap tujuan strategis. Untuk alasan inilah maka tidak digunakan istilah "aturan umum" karena kata "aturan" sering berkonotasi sesuatu yang dipatuhi yang menjamin segala sesuatunya berakibat baik-baik saja. Dalam catur tidak mesti begitu dan tidak ada pengganti untuk berpikir secara bebas.
Kekuatan permainan akhir sebagai akibat dari variasi pembukaan dan permainan tengah selalu penting untuk diingat. Tapi ini tidak boleh berlebihan. Kekhawatiran tentang permainan akhir terjadi hanya setelah tidak ada sisa kekhawatiran dari pembukaan dan permainan tengah. Jika tidak, permainan mungkin akan kalah sebelum permainan akhir tercapai. 


Prinsip 1: Raja adalah buah pejuang yang harus terpusat dan digunakan secara aktif.

Dalam pembukaan dan permainan tengah Raja memang lemah sehingga harus dilindungi dan terlindungi. Dalam permainan akhir yang terjadi adalah sebaliknya: Raja menjadi buah penyerang utama. Dalam banyak permainan akhir faktor yang menentukan adalah posisi Raja yang "lebih baik". Secara umum, Raja harus terpusat sehingga bisa melangkah dengan cepat ke mana pun dalam kancah utama: sayap menteri, pusat atau sayap raja.
Sebuah contoh dasar faktor penentu dari Raja yang lebih baik ditunjukkan pada diagram berikut. Susunan bidak benar-benar simetris, namun Putih menembus sayap menteri Hitam dan menang mudah setelah nc5, dll.


Keberadaan materi tambahan (misalnya Kuda Putih di f3 dan Kuda Hitam di f6) akan menjadi tidak penting: Putih masih menang mudah.

Sumber:
 
-->

Senin, 25 Juni 2012

DOMINATION IN 2,545 ENDGAME STUDIES – Ghenrikh M. Kasparyan




Endgame No.
Preface

Introduction




Part One
Trapping Minor Pieces

Chapter 1
Minor Piece Traps Minor Piece
1 – 61
Chapter 2
Two Minor Pieces Trap One
62 – 268
Chapter 3
Two Mirnor Pieces Versus Two
269 – 309
Chapter 4
Three Minor Pieces Versus One or Two
310 – 349
Chapter 5
Rook (with Pawns) Versus Minor Pieces
350 – 432
Chapter 6
Rook with Minor Piece (or Queen) Versus Two Minor Pieces
433 – 677



Part Two
Trapping the Rook

Chapter 1
Minor Piece Traps Rook
678 – 728
Chapter 2
Two Minor Pieces Trap Rook
729 – 840
Chapter 3
Two Knights and Bishop Trap Rook
841 – 902
Chapter 4
Rook Traps Rook
903 – 1005
Chapter 5
Trapping the Rook with Other Forces
1006 – 1076



Part Three
Trapping the Queen

Chapter 1
Minor Piece Traps Queen
1077 – 1436
Chapter 2
Rooks Trap Queen
1437 – 1508
Chapter 3
Rook and Minor Piece Trap Queen
1509 – 1724
Chapter 4
Rook and Two Minor Pieces or Two Rooks and Minor Piece Trap Queen
1725 – 1877
Chapter 5
Queen Traps Queen
1878 – 1998
Chapter 6
Queen and Minor Piece Trap Queen
1999 – 2395



Part Four
Trapping Pieces with Other Forces

Chapter 1
Two Rooks Trap Rook and Minor Piece
2396 – 2440
Chapter 2
Rook and Two Minor Pieces (or One) Trap Rook and Minor Piece
2441 – 2476
Chapter 3
Two Rooks and Minor Piece Trap Two Rooks and Minor Piece
2477 –2481
Chapter 4
Queen Traps Rook and Minor Piece
2482 – 2505
Chapter 5
Queen and Rook Trap Queen and Rook (or Bishop)
2506 – 2519
Chapter 6
Checkers Combinations
2520 – 2539
Chapter 7
Mauling BIack‘s Forces
2540 – 2545



Concluding Remarks
Index of Composers
Bibliography
155733_AbeBooks Logo
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...