bidak.
Dalam permainan tengah perwira memang kuat dan bidak pada umumnya lemah. Menjelang posisi permainan akhir nilai lebih bidak menjadikannya hal penting. Kekuatan bidak dalam promosi Menteri (queening) benar-benar menegaskan tentang hal ini. Kita bisa melihat langsung pentingnya bidak dengan mempelajari game Mednis-Kerr, Kejuaraan AS Terbuka 1956 berikut ini. Diagram menunjukkan posisi setelah langkah ke-14 Putih.
Posisi ini muncul dari Variasi Najdorf dalam Pertahanan Sisilia yang sering dimainkan sebelumnya, di mana Putih mengorbankan perwira (Gajah) dengan bertukar tiga bidak. Kedudukan Putih lebih baik karena tiga bidak bebasnya yang saling terhubung akan menjadi ancaman yang jelas, sedangkan atas kelebihan perwiranya kesempatan serangan balasan Hitam belum dapat diduga.
Pada diagram berikutnya, setelah langkah ke-30 Hitam terlihat bahwa kedua pasang Benteng telah dipertukarkan dan dua bidak bebas Putih telah maju cukup jauh. Posisi Putih harus dianggap mendekati kemenangan.
Diagram selanjutnya adalah posisi setelah langkah ke-39 Putih. Hitam menyerah, karena Gajah tidak berdaya melawan bidak, misalnya 39...Na7 40.nd6 Nb6 41.c7.
Sebuah contoh sempurna dari kekuatan bidak dan nilai penting dari keaktifan Raja Putih!
Sumber:
-->
Tidak ada komentar:
Posting Komentar